Kisa Ayam Jago Khas Desa Nusawungu Kabupaten Cilacap ( Home Industri ) |
Kerajinan Kisa Ayam Jago (Kepek) Khas Desa Nusawung Kabupaten Cilacap
Produk kerajinan ini biasa disebut dengan nama Kepek alias Kiso alias
Kisiso alias Kisa alias Tas Jago. Ini adalah hasil kerajinan khas dari Desa
Nusawungu Kec. Nusawungu Cilacap. Kerajinan kepek mulai ditekuni
warga Nusawungu sekitar tahun 90-an. Dimana jumlah pengrajin saat
ini yang terdaftar dalam kelompok pengrajin mencapai 300 orang dan
jumlah ini belum menunjukkan jumlah keseluruhan pengrajin di Desa
Nusawungu.
Dahulu kerajinan kepek awalnya ditekuni oleh warga
Dusun Kemroncong dan Dusun Sariwungu yakni sebelah timur, utara dan
barat Kompleks KUA Nusawungu, Saat ini pengrajin tidak hanya berasal
dari kedua dusun tersebut, warga didusun Nusawungu Kulon mulai banyak
yang menekuni usaha kerajinan kepek ini.
Pengrajin Kisa Ayam desa Nusawungu |
Pada awal keberadaanya
kepek dibuat menggunakan bahan penjalin (rotan) dengan kerangka dibuat
dari bambu dan alas dari kayu. Dulu motif anyaman sangat sederhana,
penjalin dililitkan sekedar sebagai penutup dengan menyisakan lubang
pada samping kanan – kiri dan depan untuk bernafas ayam .
Seiring berjalannya waktu, muncul inovasi baru dari segi bahan,
anyaman dan tipe kepek. Untuk bahan selain masih tersedia kepek
penjalin, saat ini ada kepek dengan bahan anyaman dari tali plastik yang
biasa digunakan mengikat kotak kargo. Selain itu juga ada kepek dari
fiber baik fiber pada maupun fiber berlubang. Motif anyaman pun semakin
bervariasi dengan padu padan warna yang serasi. Untuk tipe sekarang ada
dua yaitu kepek untuk jago jawa dan kepek untuk ayam bangkokan.
Add caption |
Untuk
pemasaran kepek saat ini selain memasarkan dengan cara lama yakni
menjual ke pedagang pengepul di Pasar Sumpiuh Kab Banyumas pada setiap
hari pasaran Rabu dan Sabtu, beberapa pengrajin memasarkan dengan sistem
pesanan. Untuk pembelinya pun sekarang tidak hanya pedagang pengepul
dari Gombong, ada diantaranya berasal dari kota besar di Jawa Tengah
seperti Semarang, Magelang dan dari Jawa Timur yang rutin memesan.
Mengenai harga, kerajinan kepek dijual bervariasi mulai dari 30 ribu
hingga ratusan ribu tergantung dari bahan anyaman, tipe dan jenis bambu
yang digunakan sebagai rangka.Kerajinan ini pernah mengalami masa jayanya pada tahun 95-an kemudian
surut diawal tahun 2000-an. Praktis usaha kerajinan ini seperti jalan
ditempat. Inovasi cuma mulai digunakannya bahan anyaman dari tali
plastik yang biasa digunakan untuk mengikat kotak papan barang kargo.
Baru setelah melewati tahun 2005 kerajinan mulai bergeliat kembali.
Bahan anyaman bertambah dengan digunakannya fiber dan motif anyaman
makin bervariasi. Agar kerajinan ini tidak surut kembali, kiranya
pengrajin kepek Nusawungu harus terus berinovasi baik produk maupun cara
pemasarannya. Kemudian organisasi pengrajin yang solid sebagai wadah
saling berkomunikasi antar pengrajin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar