Kamis, 16 Mei 2013

KISA AYAM BANGKOK KHAS HASIL KERAJINAN DESA NUSAWUNGU KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH



Kerajinan (Home Industri) Khas Desa Nusawungu
Kisa Ayam Jago Khas Desa Nusawungu Kabupaten Cilacap       ( Home Industri )
Kerajinan Kisa Ayam Jago (Kepek) Khas Desa Nusawung Kabupaten Cilacap
 Produk kerajinan ini biasa disebut dengan nama Kepek alias Kiso alias Kisiso alias Kisa alias Tas Jago. Ini adalah hasil kerajinan khas dari Desa Nusawungu Kec. Nusawungu Cilacap. Kerajinan kepek mulai ditekuni warga Nusawungu sekitar tahun 90-an. Dimana jumlah pengrajin saat ini yang terdaftar dalam kelompok pengrajin mencapai 300 orang  dan jumlah ini belum menunjukkan jumlah keseluruhan pengrajin di Desa Nusawungu.
Dahulu kerajinan kepek awalnya ditekuni oleh warga Dusun Kemroncong dan Dusun Sariwungu yakni sebelah timur,  utara dan barat Kompleks KUA Nusawungu, Saat ini pengrajin tidak hanya berasal dari  kedua dusun tersebut, warga didusun Nusawungu Kulon mulai banyak yang menekuni usaha kerajinan kepek ini.

Pengrajin Kisa Ayam desa Nusawungu
Pada awal keberadaanya kepek dibuat menggunakan bahan penjalin (rotan) dengan kerangka dibuat dari bambu dan alas dari kayu. Dulu motif anyaman sangat sederhana, penjalin dililitkan sekedar sebagai penutup dengan menyisakan lubang pada samping kanan – kiri dan depan untuk bernafas ayam .
Seiring berjalannya waktu, muncul inovasi baru dari segi bahan, anyaman dan tipe kepek. Untuk bahan selain masih tersedia kepek penjalin, saat ini ada kepek dengan bahan anyaman dari tali plastik yang biasa digunakan mengikat kotak kargo. Selain itu juga ada kepek dari fiber baik fiber pada maupun fiber berlubang. Motif anyaman pun semakin bervariasi dengan padu padan warna yang serasi. Untuk tipe sekarang ada dua yaitu kepek untuk jago jawa dan kepek untuk ayam bangkokan.

Add caption
Untuk pemasaran kepek saat ini selain memasarkan dengan cara lama yakni menjual ke pedagang pengepul di Pasar Sumpiuh Kab Banyumas pada setiap hari pasaran Rabu dan Sabtu, beberapa pengrajin memasarkan dengan sistem pesanan. Untuk pembelinya pun sekarang tidak hanya pedagang pengepul dari Gombong, ada diantaranya berasal dari kota besar di Jawa Tengah seperti Semarang, Magelang dan dari Jawa Timur yang rutin memesan.  Mengenai harga, kerajinan kepek dijual bervariasi mulai dari 30 ribu hingga ratusan ribu tergantung dari bahan anyaman, tipe dan jenis bambu yang digunakan sebagai rangka.Kerajinan ini pernah mengalami masa jayanya pada tahun 95-an kemudian surut diawal tahun 2000-an. Praktis usaha kerajinan ini seperti jalan ditempat.  Inovasi cuma mulai digunakannya bahan anyaman dari tali plastik yang biasa digunakan untuk mengikat kotak papan barang kargo. Baru setelah melewati  tahun 2005 kerajinan mulai bergeliat kembali. Bahan anyaman bertambah dengan digunakannya fiber dan motif anyaman makin bervariasi. Agar kerajinan ini tidak surut kembali, kiranya pengrajin kepek Nusawungu harus terus berinovasi baik produk maupun cara pemasarannya. Kemudian organisasi pengrajin yang solid sebagai wadah saling berkomunikasi antar pengrajin.